Senin, 19 Oktober 2009

Shalahudin Al-Ayyubi

Shalahudin Al-Ayyubi [1138-1193 Masehi/543-598 Hijriah]

(siapapun yang menguasai Palestina,dia akan menguasai dunia)


Nama aslinya adalah Yusuf, dilahirkan di Tikrit (irak) pada 543 Hijriah atau 1138 Masehi. Ayahnya yang bernama Najmuddin Ayyub berbangsa kurdi berasal dari Azarbaijan. Kakeknya pindah ke baghdad dengan membawa dua putranya yang bernama Najmuddin Ayyub (ayah shalahudin) dan Asadudin Syirkuwah. Kemudian, ayahnya di lantik menjadi panglima perang.

Sejak kecil, shalahudin di bekali ilmu peperangan oleh ayah saudaranya yang bernama Asadudin (seorang panglima perang). Sedangkan, ayahnya membekali ilmu agama kepada Shalahudin sama seperti anak-anak lain pada umumnya dan tidak ada tanda-tanda kelak ketika dewasa dia akan menjadi orang terkenal.

Seorang ahli sejarah Inggris bernama Lane-poole menulis tentang Shalahudin. “sebagai anak gubernur yang di sukai raja, Shalahudin menduduki tempat istimewa. Namun, beliau tidak sombong dan menonjolkan diri. Sebaliknya, beliau memperlihatkan contoh yang baik.”

Shalahudin di didik dan di besarkan seprti pemuda kurdi lainnya. Ketika beranjak dewasa, beliau menjadi pemuda yang jago menunggang kuda serta bergabung dengan pasukan berkuda di kota Aleppo. Kemudian, beliau di pindahkan ke meshir. Pada awalnya, Shalahudin menrima perintah perpindahan tesebut dengan berat hati karena lebih mencintai Kota Aleppo. Namun, setelah berada di Meshir, kariernya menjadi sangat gemilang.

Masih seorang ahli sejarah Lane-poole, “Setelah pindah ke Meshir, Shalahudin mulai menata kehidupannya dengan lebih teratur. Beliau semakin beriman kepada Allah Swt. Dan meninggalkan kehidupan duniawi. Kehidupan yang bergelimang harta dia tinggalkan menjadi hidup sederhana. Beliau pun menjadi teladan dan anutan para prajuritnya. Sejak saat itu, beliau mulai fokus pada satu tujuan utama, yaitu membangun pemerintahan Islam yang kuat agar Kaum Kristen keluar dari Baitul Maqdis.”

Shalahudin Al-Ayyubi telah berubah menjadi seorang yang sangat mencintai agama islam. Beliau bercita-cita kembali merebut Baitul Maqdis dari kekuasaan kaum Kristen. Demi tujuan tersebut, beliau bercita-cita memperkuat pasukan Islam.

Ketika Sultan Nurudin yang memerintah Meshir waktu itu wafat, Shalahudin di lantik menjadi ketua prajurit pasukan Meshir. Impian Shalahudin untuk memperkuat pasukan islam pun terwujud. Kariernya semakin gemilang. Beberapa tahun kemudian, beliau di lantik menjadi Perdana Menteri Meshir. Untuk menguatkan pemerintahannya, beliau menyatukan Meshir,Syiria,Hijaz,dan Yaman di bawah satu pemerintahan.

Seorang ahli sejarah Islam yang bernama Ibnu Shaddad menulis, “Karena terbakar semangat untuk memerangi tentara Salib, jihad menjadi bahasan utama yang sangat di gemarinya. Beliau senantiasa berusaha mencari jalan untuk menguatkan pasukannya, serta berdiskusi dengan siapa saja yang berpendapat mengenai perang tersebut. Untuk menyukseskan usaha jihad, beliau meninggalkan rumah dan keluarganya dan lebih memilih hidup sebagai prajurit islam.”

Selanjutnya, Ibnu Shaddad menulis, “Di medan perang, Shalahudin Al-Ayyubi terlihat seperti seorang ibu yang kehilangan anaknya. Beliau terlihat senantiasa berada di atas kudanya bergerak dari penjuru medan perang ke satu penjuru lain sambil menyeru prajuritnya berjuang hanya karena Allah Swt. Selama perang berlangsung, Shalahudin senantiasa berpuasa walaupun dalam kondisi demam. Oleh karena itu, dokter pribadinya menyarankan berbuka saja.”

Perang demi perang yang di lalui Shalahudin Al-Ayyubi dan pasukan islamnya melawan pasukan salib tidak pernah mengalami sekalipun kekalahan. Beliau dan pasukannya terus merebut daerah/kota-kota yang selama ini di kuasai oleh pasukan salib, kecerdasan beliau dalam melawan kelicikan strategi perang pasukan salib tidak terkalahkan. Pemikiran Shalahudin Al-Ayyubi selalu selangkah di depan daripada pemikiran ahli-ahli perang pasukan Salib.

Puncak perjuangan Shalahudin adalah ketika pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Salib di Hittin pada 4 Juli 1187 M. kesuksesan ini menjadikan jatuhnya Baitul Maqdis pada 15 Oktober 1187, tepatnya hari jumat 27 Rajb 583 H.

Karena kemenangan itu, Lane-poole menulis, “Bunga kesatriaan sudah di sandang Shalahudin Al-Ayyubi. Raja Baitul Maqdis. Reginald of Chatillon, Joscelin of Courlenay, Humphrey of Toron, Master of the Temple and Hospital, dan banyak lagi pemimpin lainnya yang di tawan dan berada di bawahtawanan pasukan islam. Salah satu dari anggota pasukan prajurit Arab terlihat menawan tiga puluh prajurit pasukan Kristen. Mayat-mayat bergelimpangan di samping salib-salib yang patah dan kepala-kepala bergelimpangan di atas tanah bagaikan buah semangka.”

Ketika Kota Yerusalem berada di bawah kekuasaan pasukan salib pada 15 Juli 1099 M, keadaannya sangat mengenaskan. Pasukan Salib sangat kejam membunuh hampir semua penduduk yang beragama islam, termasuk wanita, orang tua, dan anak-anak. Pembunuhan kejam itu di lakukan selama seminggu sehingga tidak ada lagi penduduk Islam di Kota Yerusalem yang selamat.

Dalam bukunya yang berjudul Al-Kamil fit tarikh, Ibnu Athir menyebutkan bahwa, “Sebelum sampai ke Yerusalem, pasukan salib yang berada di pimpinan Raja Reymond menaklukan satu tempat bernama Maaratun Nu’man. Di sana, pasukan salib membunuh lebih dari seratus ribu umat Islam dan melemparkan mayatnya ke dalam kobaran api.”

SedangkaN, Gustav Le Bon dalam bukunya tentang perang salib, menuliskan, “Pasukan Salib yang mengaku taat beragama, terus-menerus menzalimi dan menyerang unat islam. Bahkan, mereka sepakat membunuh seluruh penduduk Baitul Maqdis. Korban kekejaman tersebut bukan saja menimpa umat Islam, tetapi orang Yahudi dan Kristen yang tidak mau bekerja sama dengan pasukan salib tak luput dari kekejaman tersebut. Akibatnya, sekitar enam puluh ribu orang di bunuh dalam waktu delapan hari delapan malam sehingga tak ada satu pun yang selamat.”

Akan tetapi, ketika Yerusalem berhasil di kuasai pasukan Islam pada 15 oktober 1187 M, terjadilah hal sebaliknya. Shalahudin Al-Ayyubi memerintahkan pasukan Islam untuk memperlakukan tawanan dengan baik. Tidak ada seorangpun penduduk yang beragama Kristen di Kota Yerusalem di bunuh atau di aniaya. Sebaliknya, penduduk yang beragama Kristen termasuk pasukan salib yang di tawan di bebaskan untuk meninggalkan yerusalem dengan membayar uang tebusan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Setelah Shalahudin Al-Ayyubi berhasil menguasai Yerusalem dan mengadakan perjanjian dengan pasukan salib, beliau kembali ke Damaskus. Walaupun ketika itu beliau menjadi pemerintah dari Meshir hingga Yaman dan namanya sangat terkenal karena berhasil menaklukan Baitul Maqdis dari pasukan Salib, Shalahudin Al-Ayyubi tetap memilih hidup sederhana. Beliau lebih suka tinggal di tenda Pasukan ketimbang tinggal di istana,beliau adalah pemimpin yang di tunggu-tunggu Dunia Islam.

Pada 16 safar 598 H, Shalahudin Al-Ayyubi jatuh sakit. Kemudian, beliau meninggal dunia pada malam 27 bulan Safar 598 H (Maret 1193 M). ketika meninggal, beliau berusia 55 tahun dan di makamkan di damaskus, Syiria. Ketika meninggal dunia, beliau tidak mempunyai rumah dan uang walaupun empat dinar. Itulah bukti pahlawan islam yang kehidupan di dunia hanya untuk Allah Swt semata. Subhanallah ….

Itulah sekilas kisah tentang sejarah pahlawan islam yaitu Sultan Shalahudin Al-Ayyubi, beliau adalah sosok inspirasi bagi siapa saja yang sedang memperjuangkan agama Islam, yang sekarang-sekarang ini sedang terpeceh belah. Saya adalah satu dari jutaan umat Muslim yang mengagumi beliau.

Kisah di atas saya tulis sehabis saya membaca berulang-ulang buku, yang berjudul, “Shalahudin Al-Ayyubi, Sang Penakluk Yerusalem” karya Abdul Latip Talib. Buku yang luar biasa bagi orang-orang yang jiwanya ingin berjihad melawan kemungkaran.

Sosok Shalahudin Al-Ayyubi di zaman sekarang adalah HAMAS. Pasukan Islam yang terus berjihad melawan zioniz laknatulloh. Mereka tidak pernah lelah dalam mengejar syahid. Mereka akan terus berperang sampai wilayah Israel menjadi Palestina kembali. Mereka akan terus mengirim pasukan zioniz ke neraka jahanam. Teruslah berjuang wahai kau HAMAS !!! Aku akan mendukung sepenuh hati sampai adzal menjemputku. Allahhuakbar Allahhuakbar Allahhuakbar !!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar